Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Rabu, 21 Mei 2014

FF - As fast as I love you (part 1)




Cast :     Team B – Kim Dong Hyuk
              Kim Iran
              Team A - Kim Jinwoo
              And other cast of Who Is Next ( Team A and Team B)
Genre :   Hip-Hop *lolol
Inspiration by :  Ahmad Al Ghazali
                         Mario Maurer
                          Kwon Gaho

Siang hari yang cerah di sebuah sekolah menengah atas seorang gadis berambut panjang yang dikepang dua, poni dipotong lurus sejajar dengan alisnya, memakai kacamata besar dengan kemeja seragam yang dimasukkan dengan rapi ke dalam rok, dengan panjang rok yang sampai di bawah lutut sedang berjalan menuju perpustakaan membawa setumpuk buku-buku tebal, sedangkan dihalaman sekolah beberapa siswa laki-laki sedang bermain sepakbola.
 “Donghyuk! Oper padaku!” teriak seseorang bernama Hanbin atau yang lebih akrab dipanggil B.I itu pada temannya yang sedang menggiring bola, Donghyuk menendang bola tersebut kearah B.I, tapi sepertinya ia menendang terlalu keras dan bola itu melambung tinggi diatas B.I, melewatinya dan tanpa diduga,,
 dukkk ,,
bola itu mengenai kepala seorang siswi yang sedang membawa setumpuk buku, gadis itu tampak mengaduhlalu memegang kepalanya, sekarang matanya terasa berkunang-kunang dan kepalanya pusing, ia kehilangan keseimbangan dan,,
brukk,,
 ia tergeletak di lantai begitu pula dengan buku-buku yang dibawanya tadi kini berserakan , segera anak-anak yang tadi bermain bola, terutama Donghyuk berlari menuju gadis yang tak sadarkan diri itu.
 “ya irreona” kata Donghyuk sambil menepuk-nepuk pipi si gadis, namun gadis itu tak kunjung membuka matanya, lalu ia memutuskan menggendong gadis itu menuju ke ruang kesehatan.
@uks
Donghyuk duduk ditepi ranjang tempat dimana gadis yang tadi pingsan karena ulahnya terbaring lemah, sedangkan B.I sahabat Donghyuk juga ada disana, cukup lama kemudian gadis itupun sadar.
 “eunghhhh,,” gadis itu perlahan membuka matanya, “aku dimana? Apa yang terjadi?” tanya si gadis pada laki-laki didepannya, Donghyuk.
“maaf tadi aku menendang bola terlalu keras, kau di ruang kesehatan sekarang” jelas Donghyuk.
 “ahh begitu” kata si gadis mengangguk.
“oh iya namaku Dongyuk,Kim Donghyuk dan dia temanku B.I” lanjut Donghyuk dan menunjuk B.I  yang tersenyum manis kearah si gadis.
 “ya aku tau kau,kita teman sekelas, terimakasih telah menolongku” balas gadis itu dan kemudian ia beranjak dari ranjang meningalkan Donghyuk yang hanya mengarahkan tatapan kosong seakan sedang shock dengan apa yang barusan terjadi.
 “dia teman sekelas ku? Benarkah?” Donghyuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
 “apa aku sejahat itu?, tidak mengenali teman sekelasku sendiri?” lanjutnya lagi.
 “ itu karna kau selalu tidur di kelas bodoh” jawab B.I karena sedikit mendengar gumaman sahabatnya.
Skip^^ ruang kelas
Donghyuk masuk kedalam kelas setelah bel berbunyi, baru ia sampai di depan pintu dan begitu terkejut saat mendapati gadis yang ia buat pingsan tadi duduk di belakang bangkunya.
 “dia? Oh tuhan bahkan dia duduk dibelakangku tapi aku tak kenal dia?” gumam Donghyuk dan terus berjalan menuju bangkunya.
 “hai kita bertemu lagi” sapa Donghyuk pada gadis yang sedang sibuk membaca bukunya.
 “tentu saja kita bertemu, bahkan setiap hari kita bertemu” jawab gadis itu datar, senyum yang tadi mengembang di bibir Donghyuk kini pudar, ia seperti merasa malu sendiri, lalu ia pun duduk dibangkunya menghadap ke depan mengikuti pelajaran.
Skip^^
“hai, kau mau pulang?” tanya Donghyuk pada gadis yang lewat didepannya yang tak menoleh sedikitpun.
 “hai kau, gadis berkacamata!” serunya lagi, kali ini dia menghampiri si gadis.
 “kenapa kau tak memperdulikan ku saat aku memanggilmu?” tanya Donghyuk kesal.
 “namaku bukan hai, jadi mana mungkin aku tau kalau kau memanggilku” jawab si gadis lagi-lagi dengan ekspresi datar.
 “maaf kalau begitu siapa namamu?” tanya Donghyuk lagi dan berusaha menampilkan senyum maut nya.
 “aku tau kau adalah siswa paling populer disekolah ini, jadi aku maklum kalau kau tidak tau namaku, lagipula kenapa kau peduli untuk menanyakan namaku, bukankah kau terlalu sibuk untuk itu?” balas si gadis dan membuat Donghyuk lagi-lagi menghela napasnya berat, gadis itu mulai berjalan meninggalkan Donghyuk, tapi donghyuk segera menyusulnya.
 “baiklah maafkan aku karena tidak mengenalimu, tapi maukah kau kuantar pulang? Sebagai permintaan maafku membuatmu pingsan, aku takut terjadi sesuatu dengan kepalamu” ucap Donghyuk penuh harap.
“tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, lagipula aku bawa sepeda, terimakasih atas tawarannya” balas si gadis dan pergi meninggalkan donghyuk sendirian.
 “semua gadis di sekolah ini berharap bisa dekat atau sekedar diajak bicara oleh pangeran sekolah sepertimu, tapi kenapa dia bahkan tidak mau naik mobil bagus dan memilih naik sepeda butut itu” kata B.I tiba-tiba berada disamping Donghyuk dan memandang gadis bersepeda yang sudah jauh dari tempat mereka berdiri.
 “dia lucu” kata Donghyuk tiba-tiba sambil tersenyum-senyum sendiri.
 “yakk,,,apa maksudmu?” tanya B.I sedikit menuntut.
“sudahlah ayo pulang” balas Donghyuk dan berjalan menarik tas temannya yang terheran-heran itu, bagaimana mungkin seorang idola sekolah yang tampan bak G-Dragon BigBang (?) bisa menyukai seorang gadis cupu berkacamata dan tidak punya ekspresi seperti itu.
Skip^^
“oh  jadi namamu iran, , akhirnya aku tau namamu sekarang” kata Donghyuk tersenyum bahagia setelah mengambil paksa buku yang sedang dibaca gadis yang duduk dibelakangnya, gadis itu tak peduli sedikitpun dengan ulah Donghyuk.
 “kenapa diam saja? Biasanya seorang gadis yang kugoda akan marah-marah centil padaku” tanya Donghyuk heran,sambil mendekatkan wajahnya pada iran.
 “memangnya kau menggodaku?” tanya iran buka suara.
 “apa kau tidak mau bukumu kembali?” tanya Donghyuk lagi.
 “buku itu? Untukmu saja kalau kau mau” lanjut iran.
 “hei aku sedang menggodamu, bisakah kau sedikit memperhatikanku?” sungut Donghyuk.
 “jadi benar kau sedang menggodaku?” tanya iran dan dibalas anggukan oleh Donghyuk.
 “ohh” lanjut iran.
 “hanya ohh?” tambah Donghyuk kesal.
“memangnya kau mau apa lagi selain itu?” tanya iran yang masih fokus membaca bukunya yang lain.
“hahhh yasudahlah ini aku kembalikan bukumu” jawab Donghyuk lalu meletakkan buku yang diambilnya tadi di meja iran.
~~
Setiap hari Donghyuk berusaha mendekati dan menggoda iran, mulai dari mengambil botol minum iran dan menyembunyikannya di meja guru, melepas paksa kacamata iran, menulis nama nya dan iran di papan tulis kelas dengan tinta permanen, sampai menghilangkan ban sepeda iran, namun sepertinya iran tetap tidak “melirik” sedikitpun padanya.
“Kim Donghyuk! Kau harus bertanggung jawab dengan ini!” teriak Yang seongsaengnim pada Donghyuk yang hanya diam menunduk sambil memainkan bulpoin yang dipegangnya.
 “lihat! Nilai ulanganmu lagi-lagi hancur! Kau ini memalukan sekali! Kau dapat nilai F lagi, contohlah iran, dia selalu mendapat nilai A, apa yang harus kulakukan padamu eoh?” Yang seongsaengnim berteriak-teriak seperti orang kesurupan di ruangannya.
 “bagaimana kalau kau membiarkan iran jadi mentor ku, hum?” ucap donghyuk enteng.
guru Yang tampak berpikir, “ahh benar, aku setuju dengan itu, tapi kau harus janji untuk memperbaiki nilaimu, jika tidak, aku akan menendang  pantatmu keluar dari sekolah ini”, Donghyuk tersenyum penuh kemenangan, dengan iran menjadi mentornya berarti ia punya banyak kesempatan bersama iran, namun sepertinya iran akan kurang senang dengan hal itu, baginya Donghyuk adalah kecoa tidak penting yang hanya akan mengganggu kehidupannnya bersama buku-buku yang selalu ia baca.
 “hahai akhirnya kita punya kesempatan berdua” seru Donghyuk menoleh kearah iran dibarengi dengan tawa diwajah tampan nya, sedangkan iran tidak mau sedikitpun melihat wajah Donghyuk yang mungkin akan menyebabkan sakit perut baginya.
Skip^^
Ting tong ting tong, terdengar suara bel apartemen yang dipencet seseorang, iran memang tinggal di sebuah apartemen kecil, dan dia sendirian, saat ia membuka pintu ia secara spontan membulatkan matanya lebar.
 “hai gadis manis” ucap seseorang berkemeja biru sedang berpose di depan pintu rumah iran dengan gaya menyisir rambut ke belakang dengan jari tangannya dan memasang ekpresi wajah sok cool, seketika iran memutar bola matanya ilfil.
“apa yang kau lakukan disini?” tanya iran galak.
 “apa kau lupa sekarang kau adalah mentorku, jadi ayo kita belajar!” jawab Donghyuk bersemangat dan berjalan masuk ke apartemen iran namun ditahan oleh si tuan rumah.
 “kita tidak punya perjanjian untuk belajar dirumah!” kata iran sedikit sinis.
 “baiklah kalau begitu kita buat sekarang.Deal!” seru Donghyuk meraih tangan kanan iran dan membuat pola berjabat tangan, iran tak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya Donghyuk pun melenggang masuk ke apartemennya dengan santai, iran hanya menghela napasnya dan kemudian masuk mengikuti donghyuk yang sudah duluan berada didalam apartemennya.
“menyebalkan” batin iran, Donghyuk menghempaskan tubuhnya ke sofa di depan Tv.
 “ahhh,, nyaman sekali.. apa kau tinggal sendirian di sini?” tanya Donghyuk.
 “kalau iya memangnya kenapa?” jawab iran namun ia segera merutuk dirinya dengan menutup mulutnya dengan tangan. Jawaban yang salahpikir iran.
 Dan dugaannya benar, dengan segera Donghyuk menjawab “jika kau sendirian, aku bisa menemanimu” dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
 “mwo?.. andwe!” teriak iran spontan.
 “hah ya sudah, tapi jangan menyesal karna telah menolak tawaranku” lanjut Donghyuk.
”tidak akan” sahut iran.
 “kemana ayah dan ibumu?” tanya donghyuk lagi.
 “jepang” jawab iran singkat.
“ohh lalu apa kau punya saudara? Oppa atau eonnie?” donghyuk lagi-lagi bertanya tentang keluarga iran.
“kau kesini untuk belajar atau hanya mau menginterogasiku?” tanya iran kesal.
 “tentu saja untuk belajar, tapi apakah kau tidak punya apapun?” cerocos Donghyuk.
”maksudmu?” tanya iran lagi.
 “yahh kau seharusnya menjamu tamu mu, berikan minum atau semacamnya?” jawab Donghyuk.
“kalau mau ambil saja sendiri di kulkas” lanjut iran.
“aishhh kau ini, beginikah caramu memperlakukan tamu? Sangat tidak sopan” dengus Donghyuk.
Mereka pun mulai belajar, ah tidak lebih tepatnya hanya iran yang belajar, karna donghyuk justru terus-terusan memandangi wajah iran dari jarak yang bisa dibilang hanya terpaut beberapa puluh senti itu. Beberapa kali iran menjelaskan tentang materi pelajaran pada Donghyuk, namun lama-kelamaan iran sadar jika donghyuk tidak mendengarkannya.
 “yakkk!! Berhenti memandangi ku dan mulailah belajar!” teriak iran, seketika donghyuk terperanjat dan menghentikan kegiatannya memandangi iran.
 “hehe mianhae.. bisa kau ulangi lagi. Aku akan serius kali ini” kata donghyuk. Iran membuang napasnya kasar, baru iran mengulang sedikit tentang materi pelajaran, tiba-tiba handphone donghyuk berbunyi, sebuah panggilan menghentikan aktivitasnya belajar bersama iran. Donghyuk pun mengambil hp nya dalam saku dan langsung mengangkat telphone tanpa mempedulikan iran.
“yeoboseiyoo”
………
“ah ne hyung, aku mengerti, aku akan segera kesana”
Donghyuk memutuskan pembicaraannya dengan seseorang diseberang sana. Lalu ia kembali pada iran, “aku harus pergi, terimakasih telah mengajariku, aku akan kembali lagi besok” pamit donghyuk yang segera meraih jaket dan tasnya kemudian keluar dari apartemen iran.
Skip>>
Donghyuk telah sampai ke sebuah jalanan yang cukup sepi tidak ada aktivitas trasportasi, disana sudah berkumpul teman-temannya dan tentu saja ada B.I yang menelfonnya tadi. Ia keluar dari mobil Aston Martin One-77 warna silvernya, ia disambut oleh teman-temannya  selain itu juga ada banyak orang-orang lain disanamereka sangat riuh begitu melihat donghyuk keluar dari mobilnya.
 “apa kau siap?” tanya seorang teman donghyuk bernama Bobby.
“kapanpun,dimanapun, dalam keadaan apapun aku akan selalu siap hyung” jawab donghyuk.
 “haha kau ini, aku percaya padamu” tambah Bobby sambil menepuk bahu Donghyuk.
 “aku mendukungmu hyung!” seru teman donghyuk yang lain bernama junhwae.
 “gomawo maknae”balas donghyuk sambil tersenyum.
 Tak lama terdengar suara bergemuruh dari beberapa knalpot mobil yang mendekat kearah mereka, semua mata tertuju pada segerombolan mobil itu. Mobil-mobil itu berhenti di hadapan donghyuk dan teman-temannya. Saat pintu mobil mulai terbuka dan menampakkan para pengendara mobil yang harganya ratusan juta atau bahkan milyaran itu, sorak-sorakan dari orang-orang begitu riuh. Mereka berjalan kearah donghyuk dan teman-temannya.
“team B!” seru seorang dari gerombolan yang baru datang itu bernama Mino.
 “senang bisa melihat kalian lagi, apa kalian siap untuk malam ini?” lanjut mino lagi.
“hahaha tentu saja! Ayo kita buktikan siapa yang tercepat” jawab B.I.
 “jangan terlalu percaya diri, team A tidak akan kalah dari kalian” tambah seorang bernama Taehyun. “sudahlah tidak perlu berlama-lama, aku sudah tidak sabar dengan balapan kali ini” kata jinhwan dari team B sedikit mencairkan suasana yang mulai memanas.
 “berapa yang kalian tawarkan?” tanya seungyoon.
 “$250!” seru donghyuk. “oke lumayan, kami terima” balas mino.
Donghyuk sudah siap dengan mobilnya dia memang pengemudi yang paling handal diantara teman-temannya yang disebut team B itu. Sedangkan dari team A mereka mengandalkan seunghoon yang menggunakan mobil Saleen S7 Twin-Turbo nya. Kali ini akan terjadi balapan yang cukup menegangkan mengingat lintasannya berada di sirkuit drift dengan pola berliku-liku dan memungkinan terjadi kecelakaan sangat besar apalagi mobil akan dikendarai dengan kecepatan tinggi.
“are you ready guys?!” teriak seorang yeoja yang berada di depan kedua mobil dari kedua team. Berpakaian sexy membawa sebuah slayer berwarna hitam putih kotak-kotak. Brum… brumm… kedua mobil semakin mengegas tanda mereka sudah siap. “Oke… 1… 2…. 3… go….!!!” Yeoja tadi melemparkan slayernya keatas, dan kedua mobil melaju dengan cepat melewati yeoja itu. Suara teriakan dari penonton semakin riuh dan menggema.
Di sirkuit. Donghyuk dan seunghoon terlihat sangat lihai dan profesional. Sesekali mereka melakukan drift saat melewati tikungan. Cukup lama mereka beradu dengan jalanan liar. Saling menyalip. Hingga akhirnya mereka mendekati garis finish. Dari kejauhan telah tampak orang-orang yang bersorak sorak tiada henti. Mobil donghyuk berada beberapa senti didepan mobil seunghoon, tapi kemudian seunghoon menancap gasnya membuatnya semakin cepat dan,,,, yakkkk!!! Finishhhh!! seunghoon berhasil melewati donghyuk dan mendapatkan finish lebih dulu walau hanya beberapa senti. Teman-teman seunghoon berhambur ke arah mobil seunghoon dan sebagian penonton disana,  sedangkan donghyuk terlihat kecewa karna kekalahannya“ah sial! Kenapa aku begitu ceroboh!” ucapnya merutuk diri.
seunghoon keluar dari mobil dan disambut dengan beberapa pelukan dari teman-temannya disertai pujian. Ia berjalan kearah team B di ikuti teman-temannya.
 “kau berhasil seunghoon-ah. Chukkae” kata jinhwan.
 “aku baru tau kalau ternyata kemampuan mu hanya sebatas itu donghyuk-ah” ucap seunghoon memandang rendah donghyuk. Donghyuk tak terlalu menanggapinya lalu ia memberikan uang yang tadi telah disepakati.
 “kita akan bertanding lagi” kata donghyuk. “tentu” jawab seunghoon.
Skip>>
Dari awal pelajaran jam pertama hingga sekarang sudah jam ke-3 donghyuk hanya tidur di mejanya tanpa memperhatikan pelajaran. Iran yang duduk di belakangnya hanya diam tak berkomentar apa-apa karna ia sudah sering melihat hal seperti ini sejak awal ia masuk ke kelas ini. park seongsaengnim mendekat kearah meja donghyuk. Ia menggebrak meja itu sehingga membuat donghyuk terbangun dari tidurnya.
 “kim dong hyuk !!!” teriak park seongsaengnim. Yang diteriaki hanya bangun dengan wajah  tak berdosa “apa?” tanya donghyuk.
 “bagaimana bisa kau tidur di kelasku!” teriak park seongsaengnim lagi.
 “mianhae, tadi malam aku bermain-main dengan iran sampai larut malam, dan sekarang aku jadi ngantuk pak” jawabnya santai. Iran yang mendengar namanya disebut langsung membulatkan matanya tak percaya.
”kau? bermain-main dengan iran? Apa yang kalian lakukan?!” seru park seongsaengnim lebih keras dari yang tadi.
“ahh park jin young seongsaengnim.. kau seperti tidak tau saja apa yang dilakukan anak jaman sekarang” jawab donghyuk sekenanya.
“ah ani,, anieyo seongsaengnim” elak iran karena ia tak merasa melakukan apapun dengan donghyuk apalagi sampai larut malam.
 “kau ini jangan berpura-pura lupa dengan apa yang terjadi tadi malam iran-yya” tambah donghyuk sambil menoleh kearah iran.Seisi kelas menjadi ribut karena perkataan donghyuk, Sontak iran memberikan deathglare pada donghyuk. Park seongsaengnim terlihat semakin naik darah.
 “kalian berdua, keluar dari kelasku! Bersihkan halaman belakang sekolah sampai tidak ada sampah sedikitpun! Lakukan sekarang!” perintah park seongsaengnim.
 “tapi seongsaengnim..” iran masih berharap park seongsaengnim mencabut hukumannya.
 “sudah ayo lakukan saja” kata donghyuk seraya meraih tangan iran dan menggandengnya keluar dari kelas. Anak-anak di kelas itupun menjadi semakin riuh melihat donghyuk menggandeng tangan iran. “diam! lupakan kejadian tadi dan lanjutkan pelajaran!” seru park seongsaengnim.
Donghyuk dan iran sudah sampai di halaman belakang  sekolah, iran masih memasang wajah tak percaya, baru kali ini dia di keluarkan dari kelas apalagi pada jam pelajaran park seongsaengnim, matematika.
 “sudahlah jangan terlalu dipikirkan, sekali-sekali kau juga butuh hiburan” kata donghyuk membuat iran memandangnya dengan tatapan apa-maksudmu-? “aku tau kau itu bosan dengan pelajaran park seongsaengnim, aku juga tau kau sebenarnya senang karena dihukum bersama denganku” lanjut donghyuk dengan cengiran khasnya membuat iran hanya menunduk.
“bisakah?” tanya iran tiba-tiba.
 “eunghh.. apa?” donghyuk balik bertanya karena tidak tau maksud iran.
 “bisakah kau melepaskan genggaman tanganmu pada tanganku?” lanjut iran.
 Donghyuk memandang gandengan tangannya dengan iran, “ehhh mianhae..” kata donghyuk tak enak pada iran dan melepaskan tautan tangan mereka. Iran hanya diam saja, dan mulai memunguti daun-daun kering yang bercecer di halaman itu meninggalkan donghyuk. Donghyuk memandang iran yang memunggunginya dengan tersenyum. Lalu ia mengikuti iran mengumpulkan sampah-sampah disana. Cukup lama akhirnya halaman itu pun bersih, terik matahari membuat iran dan donghyuk basah oleh keringat. Iran duduk dibawah pohon sambil menyeka keringatnya beberapa kali dengan tangan, ia sempat tak melihat keberadaan donghyuk untuk beberapa saat. Lalu ia melihat donghyuk berlari kearahnya dengan membawa dua botol air mineral. Donghyuk sampai di depan iran dan menyerahkan satu botol yang dibawa nya pada iran. Iran menerimanya “gomawo”. “ne cheonma” balas donghyuk lalu duduk disebelah iran.
 Donghyuk mulai meminum air dari botol itu. Lalu dia menatap iran.
 “kenapa tidak diminum? Apa kau ingin minuman yang lain?” tanya donghyuk melihat iran belum membuka sekalipun botol air mineral yang diberikannya tadi.
”ah ani, aku akan meminumnya” jawab iran lalu membuka botol itu dan mulai meminumnya.
 Karena merasa terlalu lelah, donghyuk membaringkan tubuhnya pada rerumputan yang dari tadi ia duduki. Ia memejamkan matanya. Iran hanya menatapnya sekilas. Lau mengalihkan objek pandangannya kearah yang lain.
“jika kau ingin tidur, tidur saja, tidak usah malu denganku” kata donghyuk tiba-tiba dengan mata yang sudah tertutup. Iran hanya menoleh kearahnya sekilas. Beberapa lama tampaknya donghyuk sudah terlelap.
 Iran menguap beberapa kali, dia menoleh kearah donghyuk sebentar lalu membaringkan tubuhnya disamping namja itu dengan sedikit canggung. Iran mengikuti donghyuk, ia mulai menutup matanya. Tak butuh waktu lama untuk membuat iran lelap dalam tidurnya. Tiba-tiba donghyuk membuka sebelah matanya dan diikuti mata yang lain, ia tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya.
Ia bangun dan memandang iran “ dia mudah sekali tertidur” gumam donghyuk. Perlahan-lahan donghyuk bergeser semakin dekat dengan iran, ia mengangkat kepala iran pelan-pelan dan meletakkannya di pangkuannya. Ia masih memandang iran dengan senyuman, lalu perlahan ia juga melepas kacamata yang dikenakan iran sambil bergumam sendiri.
“ini bisa patah jika kau gunakan untuk tidur”, ia masih terus memandangi wajah iran “sebenarnya kau ini cantik juga ya, tapi sayangnya kau galak padaku” donghyuk berbicara sendiri dan sedikit mengerucutkan bibirnya.
~~
Hari sudah sore, donghyuk masih setia bersama iran di halaman belakang sekolah yang cukup sepi itu. Iran belum juga bangun dari tidurnya. Namun donghyuk juga belum mengubah posisinya, berjam-jam ia membiarkan pahanya menjadi bantal bagi tidur iran.
 Mulai terdengar lenguhan dari iran, itu artinya dia sudah mau bangun, donghyuk tesenyum, perlahan iran membuka matanyadan mendapati donghyuk tengah tersenyum didepan wajahnya. Iran tersadar akan posisinya sekarang, lalu ia segera bangun dan duduk, tapi ia mengerang memegang kepalanya. “ada apa? Apa pahaku membuat kepalamu sakit?” tanya donghyuk khawatir dan ikut-ikutan memegang kepala iran.
 “ah, ani, gwenchana itu hanya karna aku bangun tiba-tiba” jawab iran.
 Donghyuk hanya mengangguk, “jam berapa ini?!” tanya iran tiba-tiba panik.
“jam 5 sore” jawab donghyuk sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
 “pelajaran? Aku membolos seharian? Kenapa kau tidak membangunkanku tadi?” tanya iran frustasi.
“kau tadi tidur lelap sekali, aku jadi tidak tega membangunkanmu”jawab donghyuk polos.
“hah.. kenapa hari ini aku begitu sial!?” gumam iran.
“tidak apa-apa, nanti kita bisa belajar dirumah” kata donghyuk sambil tersenyum mencoba menenangkan iran.
 “tidak semudah itu” jawab iran, “ah, kacamataku, dimana?” tanya iran menyadari ia tak memakai kacamatanya. Donghyuk mengambil sesuatu dari kantung kemejanya dan menyerahkan kacamata itu pada iran. Iran langsung merebutnya dan memakainya.
 “sudah hampir gelap, ayo pulang” ajak donghyuk, iran mengangguk. Mereka berjalan kearah kelas untuk mengambil tas lalukeluar dari sekolah. Iran menuju parkiran tempat ia memarkirkan sepeda bututnya, namun sayang ia tak mendapati sepedanya disana.
 “sepedaku? Dimana sepedaku?” iran bertanya frustasi pada dirinya sendiri. Donghyuk yang mengetahui hal itu lalu menghampiri iran.
 “ada apa?” tanyanya, “sepedaku, hilang” Jawab iran sedih.
 “padahal aku ingat memarkirkannya disini” lanjutnya.
 “ayo kita cari dulu” kata donghyuk, dibalas anggukan oleh iran.
 Cukup lama mereka mencari ke seluruh penjuru sekolah, dan juga meminta bantuan satpam, hari pun sudah gelap namun sepeda iran tak juga ditemukan.
~~
“sepertinya akan hujan” kata donghyuk setelah terdengar suara gemuruh halilintar beberapa kali.
 “kau pulang saja duluan” kata iran masih mengedarkan pandangan kesemua penjuru untuk menemukan sepedanya.
“mana bisa begitu, ini sudah gelap, lagipula sudah tidak ada siapapun disini, sebentar lagi gerbang sekolah pasti juga akan ditutup oleh satpam” balas donghyuk.
“sudahlah kita pulang saja,kita bisa mencarinya besok. aku akan mengantarmu” tambah donghyuk.
 “aku bisa pulang sendiri” kata iran.
“kau ini! kenapa selalu saja menolak jika aku akan berbuat baik padamu” balas donghyuk sambil menarik tangan iran. Iran hanya menurut dengan perlakuan donghyuk.
“hari ini aku bawa motor, kau tidak apa-apa kan kalau aku bonceng naik motor?”tanya donghyuk,
”kenapa kau bertanya begitu?” balas iran.
 “ah tidak, kebanyakan yeoja tidak suka naik motor” jawab donghyuk.
 “aku tidak mau merepotkanmu terlalu jauh untuk menyuruh mengantarku dengan mobil” kata iran.donghyuk tersenyum mendengar kata-kata iran.
Donghyuk memacu motornya menuju rumah iran, ia melaju dengan kencang membuat iran terpaksa berpegangan erat pada donghyuk, iran melingkarkan tangannya pada perut namja tampan itu membuat donghyuk terus tersenyum dan sesekali tangan kirinya menggenggam tangan gadis itu. Di tengah perjalanan tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat.
 “bertahanlah, sedikit lagi kita sampai!” seru donghyuk pada iran tanpa mendapat jawaban. Sekitar  10menit setelah mereka sampai di apartemen iran.
“kau basah kuyup, mandilah, aku akan mencarikan baju ganti untukmu” suruh iran pada donghyuk.
“tapi kau juga ba...” serobot donghyuk namun belum ia menyelesaikan kalimatnya langsung saja dibantah oleh iran.
“cepat mandi atau kau akan sakit!” bentak iran membuat donghyuk langsung menuju ke kamar mandi. Tak berapa lama donghyuk keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan wajah yang segar karena habis mandi, ia hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya karena bajunya yang basah oleh hujan tadi. Iran keluar dari kamarnya dengan membawa baju ganti untuk donghyuk.
“ini baju oppaku, eh appaku, tidak apa kan?” tanya iran yang awalnya menunduk lalu mendongakkan wajahnya terperanjat mendapati pemandangan yang… errrr… .. lalu dengan segera ia memalingkan wajahnya menyembunyikan rona merah di pipinya akibat ulah donghyuk.
 “tidak usah malu, aku tau kau terpesona melihatku seperti ini, aku bisa memberimu lebih kalau kau mau” ucap donghyuk membuat iran sewot “dasar mesum!” teriak yeoja itu lalu berlalu ke kamar mandi setelah meletakkan baju yang dibawanya tadi di meja.

To Be Countinue.....
Wait For The Next Part :)

0 komentar:

Posting Komentar